Pages

Jumat, 09 Januari 2015

KERANDA

KERANDA

Oleh: Geesha Andika

     Wanita itu duduk di depan jendela, memandangi pohon-pohon yang tumbuh tak beraturan di depan rumahnya. Bayangannya sedikit terpantul pada kaca gelap. Kulitnya masih halus, sehalus saat dia masih gadis perawan. Matanya masih tajam, setajam saat dia memilih gerabah di pelabuhan dulu. Dan rambutnya masih hitam, sehitam saat dia berjumpa untuk pertama kalinya dengan sang suami.
Suara langkah kaki memasuki telinganya, berbarengan dengan lirih isakan. Sekerumun orang berpakaian serba hitam berjalan. Di barisan depan, beberapa orang pria memandu sebuah keranda dengan pelapis kain hijau.